Lipat Mix Explore (Limite) Bandung, Komunitas Seli Hobi Nanjak

Bakti Sosial. Foto dok. Limite
Komunitas pesepeda lipat makin hari makin bermunculan, satu lagi hadir bernama Lipat Mix Explore atau Limite Bandung dengan motto “Explore To The Limite”. Di gagas dan didirikan oleh three musketeer, Romi, Gege dan Imet sejak bulan September tahun 2020.
Sampai saat ini beranggotakan sekitar 28 orang. Gowes rutinnya adalah latihan rute Cigadung menuju pos 2 Tahura Dago. Ya, komunitas Limite ini menjadi salah satu komunitas sepeda lipat pengagum jalur nanjak, senang “menyiksa” selinya di jalur-lajur atau trek-trek yang luar biasa dan favorit pesepeda.

Banyak yang sudah mereka libas yaitu Dago Bengkok 0,1,2, Puncak Eurad, Lembang, Bukit Bintang, Cartil, Batu Kuda, Batu Templek, Warnang, Warban, Tebing Keraton, Tanjakan Mahdi, Stone Garden Citatah, Jembatan Kuning Kamojang, Tanjakan Stamford, Wardes rute Ciburial, dan Tanjakan Gogog, Benteng Takeshi, Tangkuban Perahau, dan Kawah Ratu.
Selain menjajal jalur nanjak, Limite juga pernah melakukan bersepeda jarak jauh Bandung – Pangandaran selama tiga hari perjalanan dan kegitan sosial sumbang Alquran ke panti asuhan berkolaborasi dengan komunitas pesepeda “Thuntuners”. Awal bulan Juni 2021 ini, Limite baru bergabung dengan Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se Bandung Raya (Forkom Bandung Raya).

Hayu ka Gantole
Gantole atau paralayang adalah termasuk salah satu olahraga extreme terbang bebas menggunakan sayap ‘kain’ yang diterbangkan dari tempat ketinggian dan lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi.
Di bagian barat Kota Bandung, sekitar kurang lebih 30 km jaraknya terdapat salah satu venue olahraga tersebut, tepatnya di Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat dengan ketinggian 1004 mdpl. Jalan nanjak menuju lokasi cukup berat, berkelok-kelok dan dengan kemiringan jalan yang cukup ekstrim. Pada hari Sabtu (12/6/2021) Limite menjajal trek tersebut. Kegiatanya bertajuk “Hayu ka Gantole”, diikuti 11 anggota Limited dan 6 peserta dari komunitas pesepeda lainnya.
“Kami mengajak pula pesepeda dari komunitas pesepeda lainnya yang tergabung dalam Forkom Bandung Raya. Dan mereka yang ikut adalah dari komunitas Lauxer, BNS, FBI, Cifoc, dan C3,” Papar Rahmad Siregar, Ketua Limite Bandung, saat diwawancara melalui whatsapp.

Mereka berangkat dari tempat titik kumpul di depan Gedung Sate, berjalan melalui Jalan Dago – Jalan Merdeka – Jalan Braga – Jalan Suniaraja – Jalan Otista – Jalan Sudirman – masuk ke wilayah Cijerah – Marga Asih – Nanjung – Patrol dan Cihampelas.
Tiba dilokasi, mereka melalui pintu jalan masuk belakang, dengan asumsi lebih dekat dan cepat serta tidak terlalu ekstrim, namun demikian dari awal hingga menuju puncak, perjalanan sepanjang 2,5 kilometer sudah disuguhi jalan menanjak dan tetap ekstrim serta seolah tidak ada akhirnya.
Ditengah perjalanan rombongan dihadapkan pada pemandangan sekelompok anak-anak kecil warga desa sekitar lokasi gantole yang menawarkan jasa mendorong sepeda/kendaraan yang tidak kuat nanjak. Mereka sangat terharu dan iba melihatnya.
Perjalanan yang cukup menguras tenaga dan adrenalin, rasa lelah serta deugdeugan tertepis oleh suasana pemandangan alam sekitarnya yang memukau dari ketinggian, serta canda gelak tawa semua peserta selama perjalanan hingga akhirnya tiba di puncak landasan tempat paralayang diterbangkan. Saat itu tengah ada 3 Paralayang yang siap terbang.

Mereka pun melepas kesenangan dan rasa syukur di sana, beristirahat, dan tentu saja foto-foto sambil menikmati suasana lokasi yang memang terasa hijau dan indah sejauh mata memandang. Setelah berlama-lama di sana mereka pun kembali pulang full gowes lagi, kali ini melalui jalan masuk depan, karena jalan menurunnya relatif aman meski agak jauh jaraknya. Dari Cihampelas mereka melalui jalan yang sama pas berangkat dan berpencar saat tiba di batas Kota Bandung, ada yang ke Pajajaran, Sudirman dan ada yang ke Jalan Soekarno-Hatta.
Tetap sehat, semangat dan waspada. Selalu bersepeda dengan bijak, tertib, dan beretika. Tetap menerapkan protokol kesehatan dan keselematan. Bersepeda memang bike, tapi menjaga diri lebih bike, semoga pandemi cepat berlalu dan sirna. Salam boseh dan go green.
(Cucu Hambali, Bersepeda itu Baik)