Gowes XC Track Firdaus via Cibanteng

Gowes XC Track Firdaus via Cibanteng
Kota Bandung memiliki banyak track sepeda MTB yang menarik untuk dicoba, salah satunya yang berada di kawasan Bandung Timur khusunya di jajaran bukit disepanjang Gn. Manglayang. Jarak yang relatif dekat dengan pusat Kota Bandung seakan track disepanjang Gn.Manglayang tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pesepeda di kota yang dijuluki Parisj Van Java ini.

Salah satu rute yang patut dicoba adalah rute Cibanteng. Desa yang terletak di kaki Gn.Manglayang ini menyajikan track tanjakan yang aduhai memanjakan mata dan dengkul. Jarak tempuh dari pusat Kota Bandung ±20 km, jarak yang relatif dekat untuk perjalanan gowes setengah hari. Gowes di Cibanteng ini memiliki track yang bervariatif mulai dari jalur beraspal hingga jalur makadam (tanah dan berbatu).

Pagi itu saya dan ketujuh rekan dari Bike To Campus Bandung sudah berkumpul di depan Terminal Cicaheum, tepatnya di belokan arah ke Jatihandap. Pukul 08.15 gowespun dimulai dengan tanjakan yang sudah menanti 150 meter dari tempat kami berkumpul tadi. Mengingat saya dan kedua rekan lainnya tak sempat sarapan karena kesiangan dan terburu-buru, gowesan pun djalani dengan santai dan perlahan.


Kontur jalan yang naik turun membuat kami serasa “dipermainkan”. Datarnya sedikit tetapi tanjakannya lebih panjang, begitulah jalur disepanjang rute Jatihandap – Cibanteng ini. Canda tawa pun mengiringi gowesan kami selama menghadapi tanjakan – tanjakan tersebut. Setidaknya dengan adanya jalan datar tersebut bisa menjadi tahap recovery sebelum melahap tanjakan selanjutya. Namun tetap saja membuat kami kewalahan menaklukan tanjakan Cibanteng ini, terutama bagi saya yang tertinggal jauh dibelakang rekan – rekan lainnya.

Udara dingin mulai terasa ketika kami memasuki Desa Cibanteng. Sebelah kanan dan kiri jalan yang berupa hamparan perkebunan sayuran ditambah letaknya yang berada di kaki gunung membuat angin berhembus begitu kencangnya. Sekitar 1 km setelah melewati gapura Desa Cibanteng, kondisi jalan sudah berubah dari yang tadinya beraspal menjadi jalan makadam (tanah dan berbatu). Ya, di desa ini memang tak sepenuhnya jalannya sudah di aspal. Namun justru itulah yang membuat bersepeda kali ini semakin seru. Apalagi pemandangannya yang indah membuat kami sering berhenti untuk berfoto.S

Jalur Cibanteng ini tembus ke Bukit Moko, Caringin Tilu, dan jalur XC (Cross Country) yang cukup dikenal dikalangan pecinta pecinta XC dan Downhill, dengan sebutan Track Firdaus yang berupa turunan panjang dari Cibanteng – Cimenyan – Pasir Luhur dengan jarak tempuh kurang lebih sejauh 3 km. Setelah berunding akhirnya jalur pulang kami memilih melalui Track Firdaus tersebut, terlebih dari kejauhan kami melihat ada beberapa rombongan pesepeda yang tengah turun melalui track tersebut, membuat kami semakin penasaran seperti apa jalurnya.

Ketika baru saja memasuki Track Firdaus waktu sudah menunjukkan pukul 11.45, sudah waktunya untuk santap siang sebelum perjalanan pulang melewati Track Firdaus. Saya yang sudah ‘salatri’ atau lemas karena lapar ini membuat semakin tak sabar untuk santap siang. Kami berdelapan ini pun memilih sebuah saung atau gubuk di tengah perkebunan bawang untuk ‘gelar lapak’ alias beristirahat sembari memasak mie instan. Ya, setiap kami gowes kami selalu membawa alat masak, sekedar untuk ngopi atau memasak mie instan dimana pun kami mau sembari istirahat dan menikmati pemandangan sekitar.

Satu jam berlalu, setelah mengisi perut dengan sebungkus mie instan dan secangkir kopi susu, kami mulai perjalanan pulang dengan track turunan panjang yang sudah menanti kehadiran kami. Di Track Firdaus yang kami lewati ini berupa jalan setapak di pinggiran kebun sayur warga, dan ada beberapa titik yang cukup curam jalurnya. Selain itu daya tarik utama dari Track Firdaus ini adalah pemandangan Kota Bandung di arah Selatan dan pemandangan Gn. Manglayang di arah Utara yang sangat terlihat jelas dan indah. Waktu yang cocok untuk melalui Track Firdaus ini adalah saat kemarau atau panas, karena jika di musim hujan jalurnya akan sangat licin.


Saya, Dzikry, Bagia dan Baba Yadi yang menggunakan sepeda Federal ini pun hanya bisa menuntun sepeda dan tertinggal jauh dengan keempat rekan lainnya (Farish, Ian, Dennis dan Lulu) yang menggunakan sepeda MTB bersuspensi. Dari 3 Km Track Firdaus ini hampir setengah rute ini kami berempat menuntun sepeda mengingat jalurnya yang memang tidak di rekomendasikan bagi sepeda non suspension seperti sepeda Federal yang kami berempat gunakan ini. Dari situlah kami sadar bahwa kami ‘salah habitat’. Namun karena telah menjadi persetujuan bersama sebelumnya untuk memilih rute ini, perlahan dengan penuh senyum kami tiba diujung Track Firdaus ini, lega rasanya.

Tidak seberapa jauh dari ujung Track Firdaus kami berbelok ke sebuah Musholla untuk mendirikan shalat dzuhur mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 13.45 WIB. Selepasnya kami lanjutkan perjalanan pulang. Bagi sobat gowes yang akhir pekan ini ada rencana gowes namun belum tahu mau gowes kemana, mungkin bisa dicoba Track Firdaus ini. Disarankan menggunakan sepeda MTB bersuspensi agar lebih aman dan nyaman.
(Agus Septian Heryanto)